Terdapat beberapa tahapan untuk melakukan Pentest:
Pra-Engagement:
- Pemahaman Tujuan dan Sasaran: Memahami tujuan bisnis dari pentest dan menetapkan sasaran khusus.
- Perizinan dan Legalitas: Mendapatkan persetujuan dan menetapkan batasan hukum dan etika.
Reconnaissance:
- Pengumpulan Informasi: Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang target, seperti IP addresses, domain names, informasi jaringan, dll.
- Footprinting: Mengidentifikasi layout jaringan, sistem, dan aplikasi.
Scanning dan Enumeration:
- Scanning Jaringan: Menggunakan tools seperti Nmap untuk mengidentifikasi port terbuka, layanan yang berjalan, dan sistem operasi.
- Vulnerability Scanning: Menggunakan software seperti Nessus untuk menemukan kelemahan yang diketahui.
Gaining Access:
- Eksploitasi: Menggunakan kelemahan yang ditemukan untuk mendapatkan akses.
- Social Engineering: Jika termasuk dalam ruang lingkup, melakukan serangan seperti phishing.
Maintaining Access dan Pivoting:
- Mempertahankan Akses: Menyisipkan backdoors atau malware untuk mempertahankan akses.
- Pivoting: Menggunakan akses yang diperoleh untuk mengeksplorasi sistem yang lebih dalam atau jaringan lain.
Analisis dan Reporting:
- Dokumentasi: Mendokumentasikan apa yang ditemukan, bagaimana akses diperoleh, dan dampak potensialnya.
- Membuat Laporan: Menyediakan detail teknis dan non-teknis, rekomendasi perbaikan, dan prioritas perbaikan.
Post-Engagement:
- Debriefing: Memberikan umpan balik dan diskusi dengan tim keamanan klien.
- Re-testing: Kadang-kadang perlu untuk memverifikasi bahwa perbaikan telah diterapkan dengan benar.
Tools dan Teknologi:
- Nmap, Nessus: Untuk scanning dan enumeration.
- Metasploit, Burp Suite: Untuk eksploitasi dan testing aplikasi web.
- Wireshark: Untuk analisis paket jaringan.